Monday, October 27, 2008

Bukti Kekuatan Mimpi dan Aksi

CIPUTRA dan Suhardiman. Dua nama yang seolah tidak ada kaitannya sama sekali. Bila mau dikait-kaitkan pun tak lebih karena faktor latar belakang mereka, sama-sama pengusaha. Yang satu skala lokal, satu lagi kaliber nasional.
Namun bila dirunut lebih jauh, keduanya banyak memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama pengusaha yang gemar mene¬ntang arus. Berani menanggung resiko dan ambisius. Keduanya juga penuh ide brilian dan inovatif. Tipikal pengusaha sejati. Yang satu tak sungkan mengidolai yang lainnya. Ya, Suhardiman mengidolai Ciputra.
Bang Adi, sapaan karib Suhardiman, merupakan pengusaha Kalbar yang berjaya di bisnis kuliner. Ibarat Midas, setiap bisnis kuliner yang ditekuninya selalu sukses. Sebut nama restoran, kafe atau rumah makan yang populer di Kalbar. Pasti salah satunya kepunyaannya. Warung Dangau, Mak Kundil, Randayan, Ayam Ulakan merupakan nama-nama restoran milik Bang Adi. Belum lagi bila ditelusuri sejumlah nama top lainnya seperti Galaherang, Alila, dan lainnya, nama Bang Adi juga hadir, meski hanya di balik layar.
Pria setengah baya kelahiran Singkawang 3 Juli 1955 ini dengan rasa percaya diri serta usaha yang gigih berjuang membangun bisnisnya. Keistimewaan yang dimilikinya dan lekat hingga kini adalah ia suka menciptakan hal yang baru, mandiri dan tak mudah terpengaruh. Hal ini terbukti ketika ia memutuskan untuk berhenti dari pabrik kayu padahal di sana ia telah mempunyai posisi yang cukup baik sebagai seorang mandor. Terlebih lagi dari pihak keluarganya, terutama sang ibu, tak setuju jika ia keluar dari perusahaan tersebut. Ia tetap gigih berbuat sesuatu yang bisa membuatnya lebih maju. Ia berfikir tak mungkin bisa berkembang jika terus menekuni pekerjaan sebagai seorang mandor.
Dan juga tidak dapat dibantah, di balik kesuksesan seseorang pria, ada seorang wanita di baliknya. Serupa, bang Adi membangun kerajaan bisnisnya dengan dukungan dan kepercayaan penuh sang istri. Ia mengenang saat istrinya memberi dukungan untuk keluar dari pabrik karet. Sang istri hanya meminta 5 ribu rupiah sehari untuk belanja. Dia seolah mendapat suntikan darah segar dari ucapan sang istri tadi. Dia mulai melirik beberapa peluang wirausaha.
Minatnya mengelola bisnis di bidang restoran atau kuliner timbul saat ia mengamati, banyak warung-warung dengan konsep sederhana, tak ada keistemewaan berarti, tapi tetap ramai didatangi pengunjung. Dia merenung, digarap ala kadarnya aja banyak pengunjung, apalagi bila lebih serius. Otak bisnisnya jalan. Ia lalu berpikir bila bisnis ini dikelola dengan konsep yang matang, tentu akan meraup laba. Gong! Ia memulai langkah besarnya dengan membuka Warung Dangau.
Kini bisnis kuliner seakan jamur di musim hujan. Tutup satu, buka seribu. Bermunculan pesaing baru, namun bang Adi tak merasa khawatir sedikit pun. Menurut Adi, dengan adanya persaingan yang sehat malah membuat seseorang lebih kreatif-dan pastinya dapat menggerakkan roda perekonomian.
Kiat-kiat mumpuni lainnya untuk bertahan di bisnis yang selalu di pegangnya ialah: tak pernah putus asa dan tak pernah puas dengan sesuatu yang di dapat. Jangan pernah menganggap sesuatu itu selesai. Terus berkreasi.

Sumber: Jejak Emas Pemuda Kalbar, LP2ES – Borneo Tribune - KNPI
your ad here

comments

0 Responses to "Bukti Kekuatan Mimpi dan Aksi"